Kamal dan Kunang-Kunang
Pengarang: Anonim
Pada malam musim panas, Kamal dan keluarganya biasa menyantap makanan malam mereka di taman. Suatu malam di musim panas, ketika mereka bangkit dari meja, Kamal melihat seberkas cahaya timbul tenggelam di antara pepohonan di sisi taman. Ia pergi mendatangi pohon-pohon itu untuk melihat apa yang terjadi. Dilihatnya seekor serangga terbang melintas dengan cepat. Serangga itu sangat berbeda dengan yang biasa dilihatnya di siang hari. Serangga kali ini memancarkan sinarnya ketika terbang.Serangga itu berhenti terbang untuk beberapa saat, dan mendatangi Kamal. “Halo, “ katanya. “Kamu kelihatan terkejut. Kamu sudah memperhatikan aku cukup lama. Namaku Kunang-Kunang. Namamu siapa?” “Namaku Kamal. Kamu benar, aku belum pernah melihat serangga yang bekerdipan dengan sinar seperti kamu. Sinar hijau kekuningan memancar dari tubuhmu. Aku teringat ketika aku menyentuh sebuah bola lampu, tanganku terbakar. Apakah cahaya yang keluar dari tubuhmu itu tidak melukaimu?” Kunang-kunang itu mengangguk. “Kamu benar, Kamal, waktu kamu katakan bahwa lampu menjadi sangat panas ketika memancarkan cahaya. Bola lampu menggunakan tenaga listrik untuk menghasilkan cahaya, sebagian tenaga listrik itu berubah menjadi panas. Itulah yang menyebabkan lampu menjadi panas. Tetapi, kami tidak mengambil energi luar untuk cahaya yang dipancarkan oleh tubuh kami.” Kamal pikir ia mengerti. “Jadi, itu berarti kamu tidak menjadi panas?” ia bertanya. “Itu betul,” kunang-kunang setuju. “Kami menghasilkan sendiri energi kami, dan kami gunakan energi ini dengan sangat hati-hati. Itu berarti, tak sedikitpun energi terbuang, dan energi itu tidak menghasilkan panas yang bakal melukai tubuh kami.” Kamal menimbang sejenak, “Wah, itu betul-betul sistem yang dipikirkan dengan cerdik.” “Ya, memang,” temannya setuju. “Ketika Allah menciptakan kami, Ia merencanakan segala sesuatu yang kami perlukan dalam kemungkinan cara yang terbaik. Ketika kami terbang, kami mengepakkan sayap sangat cepat. Tentu saja, itu adalah pekerjaan yang membutuhkan banyak energi. Namun karena cahaya kami tidak banyak menggunakan energi, kami tidak punya masalah dengan itu.” Kamal punya hal lain yang ingin ditanyakannya. “Untuk apa cahaya yang kalian pancarkan?” Temannya menjelaskan: “Kami menggunakannya untuk menyampaikan pesan di antara kami, juga untuk melindungi diri kami sendiri. Ketika kami ingin mengatakan sesuatu satu sama lain, kami berbicara dengan mengedip-ngedipkan cahaya kami. Pada saat yang lain, kami memanfaatkannya untuk menakut-nakuti musuh kami, dan mengusir mereka dari kami.” Kamal sangat terkesan dengan apa yang telah dikatakan temannya pada dirinya. “Jadi, apapun yang kamu perlukan ada di dalam tubuhmu, sehingga kamu tidak perlu berlelah-lelah!” “Itu benar,” kunang-kunang setuju. “Bertentangan dengan semua upaya terbaik mereka, para cendekiawan belum berhasil mengembangkan sebuah sistem yang persis seperti kami miliki. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, Allah menciptakan kami dengan cara yang paling indah, dan dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan kami, persis seperti semua makhluk hidup lainnya.” Kamal tersenyum. “Terimakasih. Apa yang sudah kamu ceritakan padaku sungguh menarik. Aku sekarang menyadari apa makna ayat yang kubaca kemarin, “Maka, apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?’ (Surat an-Nahl: 17). Ketika kamu pikirkan diri sendiri, juga semua makhluk hidup yang telah diciptakan Allah, ada banyak sekali contoh untuk diambil hikmahnya!!” “Ya, Kamal, setiap makhluk hidup adalah bukti keutamaan seni penciptaan Allah. Kini, kapanpun kaulihat sesuatu, kamu akan mampu memperhatikannya. Sekarang, aku harus pergi. Tapi, jangan lupa dengan apa yang pernah kita obrolkan!” Kamal melambaikan tangan kepada temannya. “Senang sekali bertemu denganmu. Mudah-mudahan aku bisa melihatmu lagi ...” Dalam perjalanan pulang, merenungkan rancangan kunang-kunang yang begitu menakjubkan, Kamal ingin segera memberitahu keluarganya tentang percakapannya dengan teman kecilnya. Ialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat Al Hasyr: 24). Laut Merah terletak di antara dua gurun pasir. Tak ada sungai ataupun air segar yang mengalir. Dengan kata lain, tidak ada pertukaran oksigen atau nitrogen. Normalnya, laut seperti ini akan menjadi gurun tandus seperti daratan yang mengelilinginya. Namun, di Laut Merah terdapat beranekaragam koral. Koral-koral yang mampu hidup di tempat ini, kendati berada dalam kondisi-kondisi sulit, dapat melakukan hal tersebut karena simbiosis (yaitu, cara hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya) yang mereka bangun dengan makhluk-makhluk lain yang menyerupai tanaman, disebut alga (algae). Alga menyembunyikan diri dari musuh-musuhnya di dalam karang-karang koral, dan menggunakan sinar matahari untuk berfotosintesis. Gaya hidup yang harmonis dari kedua makhluk ini merupakan bukti lain dari keajaiban penciptaan Allah. http://www.rumahdongeng.com/cerita-anak.php?id=257 http://studycomunit.blogspot.com Kakaktua Tangisan Seorang Ibu Sebuah keluarga yang malang itu, akhirnya tahu bahwa salah satu anak gadisnya bekerja sebagai pelacur di kota Surabaya. Si Ibu pun menangis tersedu-sedu. "Kenapa anda menangis?" tanya tetangga, "Yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang penting kita selalu berdo'a semoga ia segera sadar." Sambil mengusap air matanya, Si ibu menjawab dengan terbata-bata "Saya menangis bukan karena itu, tetapi saya menangis terharu karena Dia adalah anak satu-satunya dari enam bersaudara yang akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan." Cerita Lucu - Senjata Makan Tuan Salah Masuk Dengan tergesa-gesa seorang nyonya masuk ke sebuah ruangan yang ia kira itu ruangan dokter. Nyonya : "Dokter, apa yang salah ditubuh saya?" Laki" : "Nyonya, anda terlalu gemuk, pupur anda terlalu tebal, lipstick anda terlalu merah, rambut anda perlu dicat, anda terlalu banyak merokok, dan satu lagi... anda masuk keruangan yang salah. Dokter ada di ruangan sebelah. Saya hanya pengantar koran." Cerita Lucu Pak Polisi, Psk Dan Nenek Cerita Lucu - Cerai Hakim: Kenapa mau bercerai? Udin: Sudah tidak cocok lagi, Pak Hakim. Hakim: Kok bisa gak cocok lagi? Emangnya ukurannya siapa yang merubah? Mahasiswa Gokilhttp://studycomunit.blogspot.com/p/blog-page_22.html PEDAS pada suatu hari disebuah sekolah tempatku belajar. pada saat itu kami belajar matematika,karna pelajaran matematika itu memerlukan banyak energi untuk berfikir aku sampai lapar, lalu saat jam istirahat tiba aku langsung pergi keWC karna kantin disebelah WC jadi beli dikantin tongkrongan didepan WC,saat itu aku sedang makan 1 gorengan dg 5 cabai, pada gigitan gorengan pertama 1 cabai tidak terasa pedas, gigitan kedua 1gigitan gorengan 2 cabai agak pedas, karna gorengannya tinggal sedikit dan ditangan masih 2 cabai aku makan dulu kedua cabainya langsung baru gorengannya saat sedang menahan pedas dan akan memakan gorengannya temanku lewat dan tanpa disengaja gorengannya jatuh padahal 2 cabai sudah dimulut, secara aku langsung menjerit kepedesan dan bingung mo minum apa, lalu aku meneteskan air mata temanku menertawakanku karna dgn kepedesan aku menangis padahal aku menangis bukan karna kepedesam tapi aku sedang memikirkan aku mau minum apa untuk menetralkan pedesnya karna uang sakuku abiZZZ,, OH nooooooooooo http://studycomunit.blogspot.com/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar